Monday, October 3, 2011

Wrong judges ;D

Sometimes apa yang kita lihat dan kita rasa ngga selau sejalan dengan kenyataan yang ada. Ya memang semua orang nilai orang lain dengan mata dengan perasaan mereka tanpa melihat kenyataan dari orang yang kita nilai. Dan sometimes kita selalu slah presepsi. Nah cerita kali ini, gue bakal nyeritaain sedikit tentang kesalahan presepsi yang pernag gue alami…

Gue pernah menilai salah orang, sebut aja Mr oji. Dia guru matemaika gue dan sekaligus ketua kurikulum di sekolah. Orangnya suer sibuk. Dia kejam sekejam kejamnya orang kejam, maksud gue dia punya penilaian sendiri bahwa kelas yang dia ajar adalah kelas yang paling unggul. Dia cuma ngajar dikelas gue. Gue sendiri ngerasa risih sama kehadiran guru ini, ngga tahu kenapa ye, auranya tuh bikin gue ngga nyaman, suaranya bikin males untuk ngelihat mukanya, pengennya cepet-cepet keluar dari kelas terus lari kelapangan. Cara ngajarnya yang sangat ngebut membuat gue ngga betah. Dan dia selalu suka nyindir orang lain dengan maksud agar ornag yang dia sindir berubah. Gue sendiri ngerasa terus disindir. Yang ada gue sakit hati dan dendam sama dia. Setiap ulangan gue selalu aja remedial. Jujur gue muak saat itu. Gue sterss, emosi. Kacau…

Ternyata ngga Cuma gue aja yang terganggu adanya guru gue yang satu ini. Hampir semua anak KECUALI si anak genius di kelas gue yang sangat suka mencari perhatian guru dan terhebat. Dan sampai suatu saat, Mr oji menyadari kalau kelas yang dia ajar ngga suka sama dia. Yang gue tahu, dia mencoba untuk terus bertanya kepada kami (murud yang diajarnya). “kenapa kalian bisa kayak gini?, apa saya harus ganti muka biar kalian ngga kayak bisa belajar dengan tenang?”. Dia terus bertanya, bahkan sampai ke BK (bimbingan konserling) dan Bu kur, guru BK ikut turun tangan. Sampai akhirnya terucap dari mulut Mr Oji. “apa saya harus berhenti ngajar kalian? Apa ganti guru aja begitu?”. Be honest, for me is touching.. gilaaaaaa. Gue cuma diem dan merenung sampai bengong. Gue yang salah atau memang dia yang salah?. Gue ngerenung disitu…

Tanpa sadar dia manggil nama gue. “Dia tanya kalu menurut kamu gimana dam?”. Otomatis gue kaget. Kenapa harus gue yang ditanya. Gue ngga tahu harus ngomong apa yang jelas tiba-tiba gue bilanh. “saya sekarang sedang mencoba beradaptasi dengan bapak. Memang si berat. Tapi kalau memang maunya bapak diganti saya pasrah. Saya cuma bisa belajar untuk memahami dan menjalankan nantinya.”. Banyak anak yang meminta ganti guru. Dan jujur gue ngga terlalu peduli. Sampai akhirnya gue renungin lagi apa yang gue tadi omongi. Salah atau bener. Gue ngga bisa banyak berharap….

Semua memang waktu yang menjawab. Besoknya gue merasa ada passion untuk mencoba membuat gue merasa nyaman dengan keadaan yang gue punya. Dan ternyata ngga buruk-buruk amat. Dia sebenernya enak dalam mengajar, mungkin semua ini harus dimula dari biasa atau sering kita mengenal seseorang. Hmm, kita bisa karena terbiasa. Ya ngga???? Ya donggggggggggggg.

Ini bukan lah cerita yang pertama, banyak banget yang gue alamin karena salah presepsi, salah satunya dalam mencari teman. Teman itu ngga harus cantik, ngga harus ganteng, ngga harus kaya, dan ngga harus eksis. We should have friend who there beside you when you need, always want a reall friendship with you and always love you anyway. When you turn wrong, friend can make you turn back. And reall friend is never look at you with what you have, but what you’re. that’s friendship. And reall frinend just can be a bestfriend.

Gue pernah mengalami salah nilai sama temen. Yang gue pikir kita bisa jadi temen baik ternya malah gue sampe ngerasa ngga dihargain. Siapa yang ngga pernah tertarik sama orang ganteng atau cantik. Sempet kita pernah jadi temen. Dan gue seneng kita bisa temenan. Sempet gue melakukan hal yang bodoh. Ya. Gue ninggalin temen yang udah gue kenal baik. Gue ngerasa teman baru bakalan buat gue seneng. Tapi sampai suatu waktu karena kita banyak masalah. Gue ngerasa ngga dihargai. Gue inget jelas dia bilang gue SAMPAH. Siapa yang ngga kecewa kalau lo ngga dihargain kayak gitu. Dia bukan temen gue lagi. Itu yang ada dalam benak gue samopai sekarang. Be honest, gue kecewa. Gue ngga terima, dan gue cuma bisa diam. Ya tapi sekarang gue udah terima apa adanya gue sekarang si. Pernah mikir ngga si? Pasti dong buat apa lo temenan sama orang ngga ngga baik sama lo. Bukan maksud untuk milih-ilih temen tapi dari pada lo diMTin (makan temen) atau pun nama lo dijelekin di belakang lo dan dia bisa memaniplasi cerita dari yang asli menjadi tidak asli lagi. Hahahah yang jelas gue saranin ya itu tadi. Lo bertemen sama orang yang bener-bener mau temenan sama lo dari hati mereka sendiri, ngga usah deh cari yang gaul, eksis, tajir dll dari pada nanti lo yang tersakiti mending menjauh ya gaaa? Ngga gaul ngga mati ini sob. Yang jelas kalau lo punya kemampuan dari diri lo sendiri itu yang lebih penting, pasti eksis akan menyertai lo. Percaya deh.

Nah sampai juga di akhir cerita gue kali ini. Gue harap untuk pembaca ya ini cuma buat hiburan, gue cerita ya dengan apa adanya gue disini. Maaf nih kalau menyinggung atau banyak salah di cerita gue. Gue ngga bermaksud kok. Gue hanya mau shere aja dengan maksud menghibur. HAHAHA. Dan satu lagi. Kurangi deh lo ngejudge orang tanpa lo tau realitanya seperti apa. Liat mereka dari hati jangan dari certia orang, dari penampilan. Siapa tahu dia nanti adalah orang yang paling berarti bagi hidup lo nati yeee ga? Dan yang lebih penting lagi jangan pernah merasa iri dengan apa yang orang lain punya. Syukuri aja lah. Dan jadi diri lo apa adanya okee, gue ADAM pamit…….. SEE YOU AT NEXT STORY!!!! CAPCUSSSS J

No comments:

Post a Comment